RESPONDING PAPER 10
Ajaran Hindu Dharma Tentang Panca Yadnya
a. Pengertian dan Tujuan dan jenis-jenisnya
Panca
Yadnya terdiri Atas dua kata, yaitu: “Panca” artinya lima dan “Yadnya” artinya
korban suci atau persembahan suci. Jadi Panca Yadnya adalah lima persembahan
suci yang tulus ikhlas. Tujuannya adalah untuk untuk menghubungkan diri antara
manusia dengan Hyang Widhi beserta semua manifestasinya untuk memperoleh
kesucian jiwa dan persatuan Atman dengan Paramatman. Yadnya juga merupakan
kebaktian, penghormatan dan pengabdian atas dasar kesadaran dan cinta kasih
yang keluar dari hati sanubari yang suci dan tulus iklas sebagai pengabdian
yang sejati kepada Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa).
Adapun
pelaksanaan Panca Yadnya terdiri dari :
Dewa
Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan para
dewa-dewa. Bisa dilakukan di dalam pura dan tujuannya yaitu untu mengucapkan
rasa bhakti kepada dewa-dewa Butha Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang
tulus ikhlas kehadapan unsur-unsur alam. Bhuta Kala adalah kekuatan-kekuatan
alam yang bersifat negative yang perlu kita lebur (somya) agar kembali pada
sifat-sifat positif agar tidak mengganggu ketenangan hidup umat manusia. Manusa
Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kepada manusia,
dipersembahkan untuk memelihara hidup, kesempurnaan dan kesejahteraan
manusia.Pitra Yadnya, yaitu upacara persembahan suci yang tulus ikhlas bagi
manusia yang telah meninggal. Mensucikan roh-roh leluhur. Rsi Yadnya, yaitu
upacara persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan para orang suci umat
Hindu. Rsi adalah orang-orang yang bijaksana dan berjiwa suci. Pendeta atau
Sulinggih atau guru dapat juga disebut orang suci karena beliau merupakan orang
bijaksana yang memberikan bimbingan kepada murid-muridnya.
C. Ajaran Buddha Dharma tentang Bhavana
a. Pengertian
Bhavana
berarti pengembangan, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan
pembersihannya.
Istilah
lain yang arti dan pemakaiannya hampir sama dengan bhavana adalah samadhi.
Samadhi
berarti pemusatan pikiran pada suatu obyek.
b. Macam-macam
Bhavana
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.
Samatha Bhavana, berarti pengembangan ketenangan batin.
2.
Vipassana Bhavana, berarti pengembangan pandangan terang.
Diantara
kedua jenis bhavana ini terdapat perbedaan. Perbedaan itu mencakup:
Samatha
Bhavana merupakan pengembangan batin yang bertujuan untuk mencapai ketenangan
dalam Samatha Bhavana, batin terutama pikiran terpusat dan tertuju pada suatu
obyek. Jadi pikiran tidak berhamburan ke segala penjuru, pikiran tidak
berkeliaran kesana kemari, pikiran tidak melamun dan mengembara tanpa tujuan. Dengan
melaksanakan Samatha Bhavana, rintangan-rintangan batin tidak dapat dilenyapkan
secara menyeluruh. Jadi kekotoran batin hanya dapat diendapkan, seperti batu
besar yang menekan rumput hingga tertidur di tanah. Dengan demikian, Samatha
Bhavana hanya dapat mencapai tingkat-tingkat konsentrasi yang disebut
jhana-jhana, dan mencapai berbagai kekuatan batin. Sesungguhnya pikiran yang
tenang bukanlah tujuan terakhir dari meditasi. Ketenangan pikiran hanyalah
salah satu keadaan yang diperlukan untuk mengembangkan pandangan terang atau
Vipassana
Bhavana.
Vipassana Bhavana merupakan pengembangan batin yang bertujuan untuk mencapai
pandangan terang. Dengan melaksanakan Vipassana Bhavana, kekotoran-kekotoran
batin dapat disadari dan kemudian dibasmi sampai keakar-akarnya, sehingga orang
yang melakukan Vipassana Bhavana dapat melihat hidup dan kehidupan ini dengan sewajarnya,
bahwa hidup ini dicengkeram oleh anicca (ketidak-kekalan), dukkha (derita), dan
anatta (tanpa aku yang kekal). Dengan demikian, Vipassana Bhavana dapat menuju
ke arah pembersihan batin, pembebasan sempurna, pencapaian Nibbana. Sesungguhnya
"dalam kitab suci telah ditulis bahwa hanya dengan pandangan terang inilah
kita dapat menyucikan diri kita, dan tidak dengan jalan lain".[1]
Respon ke sekian
Yadnya
adalah sering diartikan sebagai “kurban/kurban suci” yang dilaksanakan dengan
tulus ikhlas dalam ajaran Agama Hindu. Kata ini berasal dari Bahasa Sanskerta:
yakni (yajña) yang merupakan akar kata dari “Yaj”, yang berarti memuja,
mempersembahkan atau korban suci. Sementara yang dimaksud dengan Panca-Yadnya
adalah : Panca artinya lima dan Yadnya artinya upacara persembahan suci yang
tulus, ikhlas, kehadapan Tuhan. Kesimpulannya adalah lima dasar sesembahan yang
sacral dilandasi rasa ikhlas, tulus, pada Hyang Widi yang dalam istilah Bali
umumnya masyarakat Hindu menyebutkan Ida Sanghyang Widi Wasa/Sanghyang Widi
Wase.
Selain
itu, di dalam Panca Yadnya terdapat lima pelaksaan bagian yaitu :
a.
Dewa Yadnya
b.
Bhuta Yadnya
c.
Manusia Yadnya
d.
Pitara Yadnya
e.
Rsi Yadnya
Dari
kelima bagian tersebut memliki peran penting dari tiap-tiap unsur, dan tujuan
dari panca yadnya Bila direnungkan tujuan diadakannya sebuah Yadnya yaitu untuk
membalas Yadnya yang dahulu dilakukan oleh Ida Sang Hyang Widhi ketika
menciptakan alam semesta beserta isinya. Dalam konsep Agama Hindu adalah
mewujudkan keseimbangan. Dengan terwujudnya keseimbangan berarti terwujud pula
keharmonisan hidup yang didambakan oleh setiap orang di dunia ini, jadi yadnya
itu bertujuan untuk melangsungkan kehidupan yang berkesinambungan yaitu melalui
beberapa cara sebagai berikut:
· Membayar Rna (hutang) untuk
mencapai kesempurnaan hidup.
· Melebur dosa untuk mencapai
kebebasan yang sempurna.
Macam
Macam pelaksanaan upacara Yadnya :
a. Upacara Dewa Yadnya
Dewa
asal kata dalam bahasa Sanskirt “Div” yang artinya sinar suci, jadi pengertian
dewa adalah sinar suci yang merupakan manifestasi dari tuhan yang di anut oleh
umat hindu bila di bali menyebutnya Ida Sanghyang Widi Wasa. Yadnya sendiri
artinya upacara persembahan suci yang tulus ikhlas. Dari tujuan upaca dewa
Yadnya untuk pemujaan serta persembahan suci yang tulus ikhlas kehadapan tuhan
dan sinar-sinar sucinya yang disebut dewa-dewi.
Karena
adanya pemujaan terhadap dewa-dewi atau para dewa beliau dianggap sebagai yang
mempengaruhi dan mengatur kehidupan semua didunia ini. Salah satu dari Upacara Dewa Yadnya seperti
Upacara Hari Raya Saraswati yaitu upacara suci yang dilaksanakan oleh umat
Hindu untuk memperingati turunnya Ilmu Pengetahuan yang dilaksanakan setiap 210
hari yaitu pada hari Sabtu, yang dalam kalender Bali disebut Saniscara Umanis
uku Watugunung, pemujaan ditujukan kehadapan Tuhan sebagai sumber Ilmu
Pengetahuan dan dipersonifikasikan sebagai Wanita Cantik bertangan empat
memegang wina (sejenis alat musik), genitri (semacam tasbih), pustaka lontar
bertuliskan sastra ilmu pengetahuan di dalam kotak kecil, serta bunga teratai
yang melambangkan kesucian.
b. Upacara Bhuta Yadnya
Bhuta
artinya unsur-unsur alam sedangkan Yadnya artinya upacara persembahan suci yang
tulus ikhlas. Kata “Bhuta” sering dirangkaikan dengan kata “Kala” yang artinya
“waktu” atau “energy”. Bhuta kala artinya unsur alam semesta dan kekuatannya.
Bhuta Yadnya adalah pemujaan serta persembahan suci yang tulus ikhlas ditujukan
kehadapan Bhuta Kala yang tujuannya untuk menjalin hubungan yang harmonis
dengan Bhuta Kala dan memanfaatkan daya gunanya. Salah satu dari upacara Bhuta
Yadnya adalah Upacara Tawur ke Sanga (Sembilan) menjelang Hari Raya Nyepi
(Tahun Baru / Çaka / Kalender Bali). Upacara Tawur ke Sanga (Sembilan) adalah
upacara suci yang merupakan persembahan suci yang tulus ikhlas kepada
Bhuta-Kala agar terjalin hubungan yang harmonis dan bisa memberikan kekuatan
kepada manusia dalam kehidupan.
c. Upacara Manusa Yadnya
Upacara
Manusa Yadnya adalah upacara persembahan suci yang tulus ikhlas dalam rangka
pemeliharaan, pendidikan serta penyucian secara spiritual terhadap seseorang
sejak terwujudnya jasmani di dalam kandungan sampai akhir kehidupan. Adapun
beberapa upacara Manusa Yadnya ini melalui beberapa fase diantaranya:
1. Upacara kelahiran bayi
2. Upacara tutug kambuhan, tutug sambutan,
dan tutug mapetik
· Upacara Tutug Kambuhan (upacara setelah
bayi berumur 42 hari), merupakan upacara suci yang bertujuan untuk penyucian
terhadap si bayi dan kedua orang tuanya.
· Upacara tutug Sambutan (upacara setelah
bayi berumur 105 hari), adalah upacara suci yang tujuannya untuk penyucian
jiwatman dan penyucian badan si bayi seperti yang dialami pada waktu acara
Tutug Kambu. Upacara Mepetik ini adalah merupakan rangkaian dari upacara Tutug
Sambutan yang pelaksanaanya berupa 1 (satu) paket upacara dengan upacara Tutug
Sambutan
3. Upacara perkawinan
d. Upacara Pitara Yadnya
adalah
upacara persembahan bagi orang mati. dengan tujuan untuk penyucian dan meralina
( kremasi) serta penghormatan terhadap orang yang telah meninggal menurut
ajaran Agama Hindu. Yang dimaksud dengan meralina (kremasi menurut Ajaran Agama
Hindu) adalah merubah suatu wujud demikian rupa sehingga unsur-unsurnya kembali
kepada asal semula. Yang dimaksud dengan asal semula adalah asal manusia dari
unsur pokok alam yang terdiri dari air, api, tanah, angin dan akasa. Sebagai
sarana penyucian digunakan air dan tirtha (air suci) sedangkan untuk pralina
digunakan api pralina (api alat kremasi).
e. Upacara Rsi Yadnya
Rsi
artinya orang suci sebagai rohaninya bagi masyarakat umat hndu dibali. Upacara
Resi Yadnya adalah upacara persembahan suci yang tulus ikhlas sebagai
penghormatan serta pemujaan kepada pada rsi yang telah memberi tuntunan hidup
untuk menuju kebahagiaan lahir-batin didunia akhirat itulah rangkaian Upacara Panca Yadnya yang dilaksanakan oleh
Umat Hindu di Bali sampai sekarang yang mana semua aktifitas kehidupan sehari-hari
masyakat Hindu di Bali selalu didasari atas Yadnya baik kegiatan dibidang
sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, pertanian, keamanan dan industri semua
berpedoman pada ajaran-ajaran Agama Hindu yang merupakan warisan dari para
leluhur Hindu di Bali.[2]
[1] Romdhon Dkk. Agama-Agama Di Dunia. Yogyakarta : IAIN
Sunan Kalijaga Press, 1988. Hal 76-79
[2] Ardhana, Suparta. Sejarah Perkembangan
Agama Hindu Budha. Denpasar : Penerbit Paramita, 2002. 101
Komentar
Posting Komentar